Bertemu Abah Aos, TGB Zainul Majdi Dikalungkan Tasbih
Dekannews - Tokoh muslim Indonesia TGB HM Zainul Majdi bertemu dengan Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul atau akrab disapa Abah Aos di Banda Aceh. TGB hadir mengikuti pengajian dan Salat Subuh bersama Abah Aos.
Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo ini pun dikalungkan tasbih oleh Mursyid Thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah (TQN) Pesantren Suryalaya ini.
"Petani pohon anti gempa, " bisik Abah Aos setelah mengalungkan tasbih, Selasa (17/1).
Petani pohon anti gempa yang dimaksud adalah menjadikan TGB sebagai wakil talqin dari Thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah Pesantren Suryalaya ini.
Hal tersebut diketahui dari beberapa lembar kertas yang diberikan Abah Aos kepada TGB. Ulama sepuh ini pun menerangkan beberapa hal terkait isi kertas tersebut.
Pertemuan ini berlangsung cukup hangat, secara khusus TGB juga mengantarkan Abah Aos dan jemaahnya menuju bus.
TGB mengatakan, pertemuan dengan Abah Aos untuk bersilaturahim dan mengikuti manakiban. Kedatangan Mursyid TQN ke Tanah Rencong ini menunjukkan nilai keislaman tumbuh subur di Provinsi Aceh.
"Alhamdulillah, pagi ini dapat bertemu dengan beliau (Abah Aos), " katanya.
Doktor Ahli Tafsir Alquran ini melanjutkan, kehadiran Abah Aos bersama jemaah di Aceh menunjukkan bila wilayah jni mulia dan perlu dijaga.
""Hadir di Aceh selalu menenangkan. Ada tambahan ilmu dan hal baik yang saya dapatkan, " sambungnya.
Syekh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul atau yang kerap disapa Abah Aos merupakan ulama kelahiran Panjalu, Kabupaten Ciamis. Ia merupakan anak pertama dari pasangan KH. Ibrahim (Mama Ibrahim) dan Hj Siti Muslihat. Abah Aos menjadi mursyid ke 38, meneruskan Abah Anom.
TQN merupakan salah satu dari sekian Tarekat Mu’tabaroh yang terdaftar kedalam JATMAN (Jam’iyyah Ahli Thoriqoh Mu’tabaroh An-Nadhliyyah).
Dengan gabungan dari 2 Tarekat besar yakni Qodiriyyah dan Naqsyabandiyyah. Tarekat Qodiriyyah merupakan ajaran Tarekat yang bersumber kepada Syekh Abdul Qodir Jaelani yang mempunyai gelar Shulthon Auliya (Rajanya para wali) dengan ciri yang melekat Dzikir Jahar (Suara keras).
Dan Tarekat Naqsyabandiyyah yang dinisbatkan kepada Syekh Bahauddin An-Naqsyabandi dengan ciri yang melekat adalah Dzikir Khofi (Suara Halus). Kedua tarekat besar itu digabungkan oleh Ulama besar asal Indonesia yaitu Syekh Ahmad Khotib Sambas. (tfk)